1Rakyat Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air Sungai Temberan. Coba telaah secara kritis ancaman Belanda padahal yang membendung Sungai Temberan itu Belanda. Bagaimana penilaian kamu tentang sikap Belanda yang demikian.
Soal. Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50 – 60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air Sungai Temberan. Coba telaah secara kritis ancaman Belanda padahal yang membendung Sungai Temberan itu adalah Belanda. Bagaimana penilaian kamu tentang sikap Belanda yang demikian. Sikap ini merupakan sikap Kolonialisme dan Imperialisme yang akan terus berlangsung termasuk sampai sekarang. Berikan contoh 2. Rumuskan latar belakang terjadinya perlawanan Pattimura di Saparua 3. Perang Padri fase ke dua sebenarnya merupakan salah satu strategi perang Belanda semacam “gencatan senjata” atau “peredaan”. Mengapa demikian, apa tujuan yang ingin di raih Belanda? Jelaskan 4. Pangeran Diponegoro memimpin perang tetap pada landasan nilai – nilai kesyukuran dan keimanan. Jelaskan 5. Apa yang dimaksud dengan benteng stelsel, bagaimana pelaksanaanya? 6. Apa yang dimaksud dengan Hukum Tanam Karang? Mengapa Belanda menentang Hukum tersebut? 7. Coba jelaskan secara singkat latar belakang dan sebab – sebab terjadinya perang Banjar 8. Rakyat Aceh memiliki semboyan dan doktrin “syahid atau menang” coba jelaskan makna semboyan itu bagi perjuangan rakyat Aceh dalam melawan Belanda 9. Kenapa Si Singamangaraja XII menentang Kristenisasi yang di lakukan Belanda? JAWAB 1. Dalam konsep kolonialisme pemerintah bersifat komando, ditambah sikap deskriminatif antara kelompok penjajah dengan masyarakat jajahan. Peristiwa Tondano mencontohkan bahwasanya ke egoisan Belanda yang bersikap sewenang-wenang. Dalam hal ini mereka mendapatkan kerugian karena hasil tanam tidak tercapai dan imbasnya mereka coba memenuhi neraca dagangannya dengan cara mengambil budak. Hal ini adalah sikap kolonialisme yang menganggap bangsa jajahannnya bukan manusia yang memiliki hak dan kewajiban tetapi lebih sebagai objek keuntungan atau dalam bahasa kolonialnya properti perdagangan. Saat ini sikap kolonialsme masih terdapat, seperti ekspansi perusahaan asing ke negara-negara berkembang. Contohnya kolonialsme di bidang kelautan oleh negara asing di laut indonesia, mereka mencuri hasil ikan dan tidak menghormati kedaulatan negara Indonesia ataupu n tidak membayar pajak kepada pemerintah. 2. Perang Saparua merupakan perlawanan rakyat Ambonyang di pimpin oleh Pattimura. Dalam pemberontakan tersebut seorang pahlawan wanita bernama Cristina Martha Tiahahu melawan dengan berani. Perlawanan Pattimura dapat di kalahkan setelah bantuan pasukan Belanda dari Jakarta. Pattimura bersama tiga pengikutnya di tangkap dan di hukum gantung. 3. Tujuannya adalah untuk menghilangkan pengaruh dari Pangeran Diponegoro yang nantinya akan di asingkan oleh Belanda. Akibat dari pengasingan ini rakyat kehilangan sosok pemimpin dan pemersatu sehingga rakyat tidak aka punya tujuan, darisini Belanda masuk dan merebut kekuasaan 4. Pangeran Diponegoro memimpin perang tetap berada pada landasan nilai – nilai kesyukuran dan keimanan di karenakan pangeran Diponegoro adalah pemimpin yang tidak individualistik, ia sangat mementingkan keselamatan anggota keluarga dan anak buahnya, artinya berdasarkan nilai keimanan yang dimiliki, pangeran diponegoro selalu bersyukur atas berhasil atau gagalnya ia dalam memimpin perang pada saat ia harus mengungsikan anggotanya ke selatan ke bukit Selarong dan akhirnya beliau dapat mengusai beberapa pos Belanda. 5. Benteng stelsel adalah sebuah strategi yang di terapkan oleh Belanda untuk mengalahkan musuh – musuhnya, pelaksanaanya Pada setiap kawasan berhasil di kuasai Belanda di bangun benteng pertahanan, kemudian dari masing – masing kubu pertahanan tersebut di bangun infrastruktur penghubung seperti jalan atau jembatan. 6. Hukum Tawan Karang yaitu berisi penyitaan barang – barang di kapal asing yang berlayar di pantai Bulelelng, waktu itu salah satu kapa Belanda kapal Overisjel berlayar di pantai buleleng lalu sesuai humum tersebut maka di sitalah Kapal Belanda, hal ini menyebabkan Belanda marah dan Belanda menyuruh raja – raja Bali tunduk pada Belanda. 7. Sebab perang banjar karena - Campur tangan Belanda dalam urusan Kraton Banjar, ketika mengangkat pangeran Tomjiidilah sebagai sultan. - Belanda melakukan monopoli dagan lada, rotan, damar serta emas dan intan. Rakyar hidup menderita karena beban pajak karena kerja rodi membuka jalan untuk mempermudah akses Belanda. - Belanda ingin menguasai Kalimantan bagian selatan karena Belanda semakin memperluas wilayahnya di bagian selatan untuk berkebun dan pertambangan, sehingga kerajaan menjadi sempit. Latar belakang - Konflik internal terkait ahli waris tata setelah Adam meninggal, dan monopoli serta halhal bersnagkutan dengan wilayah kerajaan dan penderitaan rakyat. 8. Maknanya adalah rakyat Aceh tidak boleh putus asa karena hanya ada dua pilihan menang atau sahid mati dalam pertempuran yang tujuan dari semboyan ini adalah memotivasi rakyat Aceh agar selalu menang melawan Belanda. 9. Untuk menegakkan kebenaran dan karena beliau memeluk agama islam. Dalam melawan Belanda Si Singamangaraja XII bekerja sama dengan Panglima Nali dari kerajaan Islam Minangkabau dan panglima Teuku Mohammad dari kerjaan Islam Aceh. Keislaman Si Singamangaraja XII membuatnya teguh dalam berjuang membela al Haq dan melawan kebathilan. Beliau tidak saja di anggap raja namun juga imam oleh rakyatnya. Menghadapi pemimpin yang di dukung penuh oleh rakyatnya sendiri. Belanda akhirnya memakai cara licik. Ibu permaisuri dan kedua putra Si Singamangaraja di tangkap belanda lalu membujuk agar Si Singamangaraja mau berunding, namun cara ini pun tidak mempan. Akhirnya belanda menurunkan pasukan besar – besaran dengan kekuatan penuh pada 17 JUNI 1907 di bawah pimpinan Cristofel, Belanda menggempur pusat pertahanan Si Singamangaraja, walau terdesak Si Singamangaraja menolak untuk menyerah. Ulama pejuang ini akhirnya menemui syahid bersama Lopian, putrinya tercinta.
PemkotTegal akan membayar ganti rugi Pasar Pagi Kota Tegal dilakukan dengan tiga cara. Sesuai dengan pasal 3, point a ganti rugi pokok sebesar Rp. dibayarkan melalui APBD Kota Tegal
Berikut adalah soal mata pelajaran Sejarah Indonesia XI SMA/SMK materi Perang Melawan Penjajahan Kolonial Belanda lengkap dengan kunci EssayRakyat Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air Sungai Temberan. Coba telaah secara kritis ancaman Belanda padahal yang membendung Sungai Temberan itu Belanda. Bagaimana penilaian kamu tentang sikap Belanda yang demikian. Sikap ini merupakan sikap kolonialisme dan imperialisme yang akan terus berlangsung termasuk sampai sekarang. Berikan contoh!Rumuskan latar belakang terjadinya perlawanan Pattimura di Saparua?Perang Padri fase kedua sebenarnya merupakan salah satu strategi perang Belanda semacam “gencatan senjata” atau “peredaan”. Mengapa demikian, apa tujuan yang ingin diraih Belanda? Jelaskan!Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi winning the heart ?Pangeran Diponegoro memimpin perang dengan berlandaskan pada nilai-nilai kesyukuran dan keimanan. Jelaskan!Apa yang dimaksud dengan Benteng Stelsel, bagaimana pelaksanaannya?Apa yang dimaksud Hukum Tawan Karang? Mengapa Belanda menentang Hukum tersebut?Coba jelaskan secara singkat latar belakang dan sebab-sebab terjadinya Perang Banjar!Rakyat Aceh memiliki semboyan dan doktrin “syahid atau menang” Coba jelaskan makna semboyan itu bagi perjuangan rakyat Aceh dalam melawan Belanda!Mengapa Sisingamangaraja XII menentang Kristenisasi yang dilakukan Belanda?Kunci Jawaban1. Dalam konsep kolonialisme, pemerintahan bersifat komando, ditambah sikap diskriminatif antara kelompok penjajah dengan masyarakat jajahan. Peristiwa tondano mencontohkan bahwasanya keegoisan Belanda yang bersikap sewenang wenang. Dalam hal ini mereka mendapatkan kerugian karena hasil tanam tidak tercapai dan imbasnya mereka mencoba memenuhi neraca dagangnya dengan cara mengambil lain adalah sikap kolonialisme ini menganggap bangsa jajahannya bukan sebagai manusia yang memiliki hak dan kewajiban tapi lebih sebagai obyek keuntungan atau dalam bahasa kolonialnya properti ini sikap kolonialisme ini masih terdapat dalam era modern seperti ekspansi perusahaan asing ke negara negara berkembang. Contohnya kolonialisme dibidang kelautan oleh negara asing di laut Indonesia. Mereka mencuri hasil ikan dan tidak menghormati kedaulatan Indonesia ataupun tidak membayar pajak ke Latar belakang terjadinya perlawanan Pattimura di Saparua adalahPada masa pemerintahan kolonial Belanda, kegiatan monopoli di Maluku kembali di perketat. Dengan demikian beban rakyat semakin berat. Sebab selain penyerahan wajib , masih juga harus dikenai kewajiban kerja paksa, penyerahan ikan asin, dendeng, dan kopi. Kalau ada penduduk yang melanggar akan di tindak tegas. Serta para guru akan diberhentikan untuk penghematan dan para pemuda akan dikumpulkan untuk dijadikan tentara di Maluku. Ditambah dengan sikap arogan Residen Saparua. Itulah yang melatarbelakangi perlawanan Pattimura di Perang Padri fase kedua sebenarnya merupakan salah satu strategi perang Belanda semacam “gencatan senjata” atau “peredaan”, karena penjajah Belanda kesulitan melawan pasukan kaum padri yang di pimpin oleh Tuanku imam Bonjol dan Belanda sedang berperang dengan Mataram di pulau Jawa yaitu perang perang Diponegoro selesai, yang terjadi adalah Belanda berulah kembali yang bertujuan untuk menundukkan kaum Padri di Sumatera Strategi winning the heart adalah strategi yang dilakukan oleh Van de Bosch untuk memenangkan hati kaum padri dengan menghapus pajak pasar, pegawai dan juragan di gaji oleh Pangeran Diponegoro memimpin perang dengan berlandaskan pada nilai-nilai kesyukuran dan keimanan, karena beliau tidak menginginkan timbulnya darah yang merugikan banyak masyarakat. Oleh karena keinginan menghindari kerugian dan pertumpahan darah dari semua pihak inilah maka ketika memimpin perang melawan Belanda dia mengungsikan pengikutnya ke Bukit Benteng Stelsel adalah rangkaian benteng yang dibuat Belanda untuk membatasi gerakan pasukan dapat mempersempit kedudukan Pangeran Diponegoro, Belanda membangun serangkaian benteng di Semarang, Ambarawa, Muntilan, Kulon Progo, dan Magelang. Total Belanda mendirikan sekitar 165 benteng baru yang tersebar di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa benteng-stelsel, Belanda bisa menempatkan pasukannya dengan terlindung di benteng, dan kemudian pasukan ini dapat menyerang bila pasukan Diponegoro bergerak. Ini membuat perlawanan Diponegoro mengalami Hukum Tawana Karang adalah hak istimewa yang dimiliki raja-raja bali pada masa lalu, yang mana setiap kapal-kapal yang berlayar di wilayah pantai Buleleng tampa ada persetujuan dari raja-raja bali akan di sita barang yang ada di dalam menentang Hukum Tawan Karang karena hukum tersebut merugikan Pihak Belanda, salah satu contohnya ketika Kapal dagang belanda Kapal Overisjel yang disita di pantai Latar belakang dan sebab-sebab terjadinya Perang Banjar adalah sebagai berikutBelanda memaksakan monopoli perdagangan di Kerajaan BanjarPemerintah Kolonial Belanda Ikut mencampuri urusan Dalam Keraton Terutama Dalam pergantian Sultan dan Kerajaan BanjarPemerintah Kolonial Belanda mengumumkan bahwa Kesultanan Banjar akan dihapuskan..9. Rakyat Aceh memiliki semboyan dan doktrin “syahid atau menang”, dimana apabila seseorang mati di dalam keadaan perang atau pertempuran, maka ia akan masuk surga bersama Tuhan. Menang-kalah tidaklah menimbulkan suatu kerugian karena jika menang maka suatu kaum dapat bebas di dalam menjalankan pemerintahan dan kekangan kolonial, jika kalah maka ia dianggap sebagai pahlawan yang telah membela Tuhan dan negaranya dan akan bersama Allah di hari akhir karena telah memperjuangkan tanah dan semboyan itu bagi perjuangan rakyat Aceh dalam melawan Belanda adalah bahwa rakyat Aceh tidak boleh berputus asa, karena mereka hanya memiliki 2 pilihan, antara menang dalam pertempuran atau mati dalam keadaan syahid. Tujuan dari semboyan ini adalah memotivasi rakyat aceh agar selalu menang melawan Belanda karena sama sekali membuat keuntungan bagi yang Sisingamangaraja XII menentang Kristenisasi yang dilakukan Belanda karena dikhawatirkan perkembangan agama kristen itu akan menghilangkan tatanan tradisional dan bentuk kesatuan negeri yang telah ada secara turun temurun.
Jelaskansecara singkat tentang Perang Tondano I dan Tondano II! Bagaimana penilaian kalian saat rakyat Tondano dipaksa Belanda untuk membayar ganti. 1 rugi kepada Belanda saat daerahnya tergenang air. karena dibendungnya Sungai Temberan, padahal yang membendung Belanda? 2 Jelaskan latar belakang terjadinya Perlawanan Patimura!
Latihan Uji Kompetensi Halaman 152 Soal dan Jawaban Terkait Download Kunci Jawaban Seluruh Buku SMA Paket, Modul, dan LKS Rakyat Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air Sungai Temberan. Coba telaah secara kritis ancaman Belanda pada hal yang membendung Sungai Temberan itu Belanda. Bagaimana penilaian kamu tentang sikap Belanda yang demikian. Sikap ini merupakan sikap kolonialisme dan imperialisme yang akan terus berlangsung termasuk sampai sekarang. Berikan contoh! jawaban perlakuaan belanda tidaklah patut ditiru karena sewena-wena menyalahkan rakyat padahal belanda sendiri yang membangun bendungank, seperti yang terjadi pada dunia saat ini. Kerusakan alam yang di timbulkan oleh manusia sendiri malah menyalahkan pemerintahan , bencana banjirpun juga di sebabkan masyarakat tetapi menyalahkan pemerintahan. Rumuskan latar belakang terjadinya perlawanan Pattimura di Saparua? jawaban Perlawanan Patimura di Saparua terjadi karena Tindakan sewenang-wenang Pihak Kolonial Belanda yang menyengsarakan rakyat seperti kerja paksa, penyerahan paksa ikan asing, kopi dan rempah-rempah. Pihak Belanda tidak menghargai jasa rakyat Maluku dalam membuat kapal. Muncul desas desus bahwa para guru akan diberhentikan untuk penghematan, dan para pemuda dijadikan tentara di luar Maluku. Kesengsaraan masyarakat maluku akibat penjajahan Kolonial Belanda Perang Padri fase kedua sebenarnya merupakan salah satu strategi perang Belanda semacam “gencatan senjata” atau “peredaan”. Mengapa demikian, apa tujuan yang ingin diraih Belanda? Jelaskan! jawaban Tujuannya adalah, agar pemerintah kolonial Belanda kesulitan melawan pasukan kaum Padri dibawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol dan pada saat itu pemerintah kolonial Belanda sedang menghadapi perang besar di Jawa yaitu Perang Diponegoro dari Kesultanan Mataram. Hal ini menyebabkan Belanda perlu memusatkan kekuatan perangnya di Jawa untuk memenangkan Perang Diponegoro. Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi winning the heart ? jawaban Adalah strategi Van de Bosch untuk memenangkan hati kaum padri. Strategi tersebut berupa penghapusan pajak di pasar, kemudian para juragan digaji oleh Belanda dan para pegawai juga dibayar oleh Belanda. Belanda berjanji kepada kaum padri bahwa tidak akan perang lagi antara kaum padri dengan VOC. Pangeran Diponegoro memimpin perang dengan berlandaskan pada nilai-nilai kesyukuran dan keimanan. Jelaskan! jawaban Pangeran diponegoro memimpin perang dengan tetap bertumpu pada landasan nilai-nilai kesyukuran dan keimanan adalah karena ia tidak menginginkan timbulnya pertumpahan darah yang merugikan banyak masyarakat. Oleh karena keinginan menghindari kerugian dan pertumpahan darah dari semua pihak inilah maka ketika memimpin perang melawan Belanda dia mengungsikan pengikutnya ke Bukit Selarong. Apa yang dimaksud dengan Benteng Stelsel, bagaimana pelaksanaannya? jawaban Benteng stelsel adalah staretegi perang Belanda yg diterapkan untuk mengalahkan musuh-musuhnya. Untuk pelaksanaanya Setip kawasan yang telah berhasil dikuasai oleh Belanda, akan dibangun benteng pertahanan atau kubu pertahanan, kemudian dari masing-masing kubu tersebut dibangunlah insfratuktur penghubung seperti jalan ataupun jembatan. Apa yang dimaksud Hukum Tawan Karang? Mengapa Belanda menentang Hukum tersebut? jawaban Adalah hak istimewa yang dimiliki raja-raja Bali untuk merampas dan mengambil kapan-kapal yang terdampar di territori mereka. Jelas Belanda tidak setuju, karena Tawan karang dapat merugikan Belanda apabila ada kapal belanda yang terdampar di bali, akan dirampas orang bali. Coba jelaskan secara singkat latar belakang dan sebab-sebab terjadinya Perang Banjar! jawaban Penyebabnya adalah Rakyat Banjar tidak suka dan tidak setuju dengan merajalelanya dalam menguasai perkebunan dan pertambangan yang ada di Kalimantan Selatan. Terlalu ikut campurnya pihak Belanda terhadap urusan kesultanan. Belanda ingin menguasai daerah Kalimantan Selatan karena di daerah tersebut ditemukan pertambangan batubara. Belanda telah merencanakan menghapus jabatan sultan di kerajaan Banjar. Belanda tidak menyetujui pangeran Hidayatullah menjadi sultan Banjar. Setelah mencopot jabatan sultan dari Tamjidullah, Belanda kemudian membubarkan kerajaan Banjar. Rakyat Aceh memiliki semboyan dan doktrin “syahid atau menang” Coba jelaskan makna semboyan itu bagi perjuangan rakyat Aceh dalam melawan Belanda! jawaban Maknanya adalah rakyat aceh tidak boleh putus asa karena hanya ada 2 pilihan menang atau syahid mati dalam pertempuran yang tujuan dari semboyan ini adalah memotivasi rakyat aceh agar selalu menang melawan belanda. Mengapa Sisingamangaraja XII menentang Kristenisasi yang dilakukan Belanda? jawaban Karena si Singamaraja khawatir jika agama kristen akan menghilangkan tatanan tradisional dan bentuk kesatuan negeri yang telah ada secara turun temurun.
KompensasiKerugian Akibat Keterlambatan Berarti sejumlah dana yang harus dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Sukuk Ijarah berdasarkan Fatwa Nomor: 43/DSN/MUI/ VIII/2004 tentang Ganti Rugi (Ta'widh), sebagai akibat dari kelalaian atau keterlambatan Perseroan memenuhi kewajiban pembayaran atau terlambat membayar Cicilan Imbalan Ijarah
BerandaSejarah Indonesia 11Perang Tondano Perang Melawan Penjajahan Belanda Perang Tondano Sejarah Indonesia “Perang Tondano yang terjadi pada 1808-1809 adalah perang yang melibatkan orang Minahasa di Sulawesi Utara dan pemerintah kolonial Belanda pada permulaan abad XIX. Perang pada permulaan abad XIX ini terjadi akibat dari implementasi politik pemerintah kolonial Hindia Belanda oleh para pejabatnya di Minahasa, terutama upaya mobilisasi pemuda untuk dilatih menjadi tentara “ Taufk Abdullah dan Lapian, 2012375 a. Perang Tondano I 1808 Sekalipun hanya berlangsung sekitar satu tahun Perang Tondano terjadi dalam dua tahap. Perang Tondano I terjadi pada masa kekuasaan VOC. Pada saat datangnya bangsa Barat, orang-orang Spanyol sudah sampai di tanah Minahasa Tondano Sulawesi Utara. Orang-orang Spanyol selain berdagang juga menyebarkan agama Kristen. Tokoh yang berjasa dalam penyebaran agama Kristen di tanah Minahasa adalah Fransiscus Xaverius. Hubungan dagang orang Minahasa dan Spanyol terus berkembang. Tetapi mulai abad XVII hubungan dagang antara keduanya mulai terganggu dengan kehadiran para pedagang VOC. Waktu itu VOC telah berhasil menanamkan pengaruhnya di Ternate. Bahkan, Gubernur Terante Simon Cos mendapatkan kepercayaan dari Batavia untuk membebaskan Minahasa dari pengaruh Spanyol. Simon Cos kemudian menempatkan kapalnya di Selat Lembeh untuk mengawasi pantai timur Minahasa. Para pedagang Spanyol dan juga Makassar yang bebas berdagang mulai tersingkir karena ulah VOC. Apalagi waktu itu Spanyol harus meninggalkan Kepulauan Indonesia untuk menuju Filipina. VOC berusaha memaksakan kehendak agar orang-orang Minahasa menjual berasnya kepada VOC. Hal ini karena VOC sangat membutuhkan beras untuk melakukan monopoli perdagangan beras di Sulawesi Utara. Orangorang Minahasa menentang usaha monopoli tersebut. Tidak ada pilihan lain bagi VOC kecuali memerangi orang-orang Minahasa. Untuk melemahkan orang- orang Minahasa, VOC membendung Sungai Temberan. Akibatnya aliran sungai meluap dan menggenangi tempat tinggal rakyat dan para pejuang Minahasa. Orang-orang Minahasa kemudian memindahkan tempat tinggalnya di Danau Tondano dengan rumah-rumah apung. Pasukan VOC kemudian mengepung kekuatan orang-orang Minahasa yang berpusat di Danau Tondano. Simon Cos kemudian memberikan ultimatum yang isinya antara lain 1 Orang-orang Tondano harus menyerahkan para tokoh pemberontak kepada VOC, 2 orang-orang Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air Sungai Temberan. Ternyata rakyat Tondano bergeming dengan ultimatum VOC tersebut. Simon Cos sangat kesal karena ultimatumnya tidak diperhatikan. Pasukan VOC akhirnya ditarik mundur ke Manado. Setelah itu rakyat Tondano menghadapi masalah dengan hasil pertanian yang menumpuk, tetapi tidak ada yang membeli. Dengan terpaksa mereka kemudian mendekati VOC agar membeli hasilhasil pertaniannya. Dengan demikian, terbukalah tanah Minahasa oleh VOC. Berakhirlah Perang Tondano I. Orang-orang Minahasa kemudian memindahkan perkampungannya di Danau Tondano ke perkampungan baru di daratan yang diberi nama Minawanua ibu negeri. b. Perang Tondano II 1809 Perang Tondano II sebenarnya sudah terjadi ketika memasuki abad ke-19, yakni pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Perang ini dilatarbelakangi oleh kebijakan Gubernur Jenderal Daendels yang mendapat mandat untuk mempertahankan Jawa dari serangan Inggris. Daendels memerlukan pasukan dalam jumlah besar. Untuk menambah jumlah pasukan, maka direkrut pasukan dari kalangan pribumi. Mereka yang dipilih adalah dari sukusuku yang memiliki keberanian berperang. Beberapa suku yang dianggap memiliki keberanian adalah orang-orang Madura, Dayak, dan Minahasa. Atas perintah Daendels melalui Kapten Hartingh, Residen Manado Prediger segera mengumpulkan para ukung. Ukung adalah pemimpin dalam suatu wilayah walak atau daerah setingkat distrik. Belanda menargetkan 2000 pasukan Minahasa yang akan dikirim ke Jawa. Ternyata orang-orang Minahasa umumnya tidak setuju dengan program Daendels untuk merekrut pemuda-pemuda Minahasa sebagai pasukan kolonial. Banyak di antara para ukung mulai meninggalkan rumah. Mereka justru ingin mengadakan perlawanan terhadap kolonial Belanda. Mereka memusatkan aktivitas perjuangannya di Tondano, Minawanua. Salah seorang pemimpin perlawanan itu adalah Ukung Lonto. Ia menegaskan rakyat Minahasa harus melawan kolonial Belanda sebagai bentuk penolakan terhadap program pengiriman pemuda Minahasa ke Jawa serta menolak kebijakan kolonial yang memaksa agar rakyat menyerahkan beras secara cuma-cuma kepada Belanda. Dalam suasana yang semakin kritis itu tidak ada pilihan lain bagi Residen Prediger kecuali mengirim pasukan untuk menyerang pertahanan orangorang Minahasa di Tondano Minawanua. Belanda kembali menerapkan strategi dengan membendung Sungai Temberan. Prediger juga membentuk dua pasukan tangguh. Satu pasukan dipersiapkan untuk menyerang dari Danau Tondano, sedangkan pasukan yang lain menyerang Minawanua dari darat. Tanggal 23 Oktober 1808 pertempuran mulai berkobar. Pasukan Belanda yang berpusat di Danau Tondano berhasil melakukan serangan dan merusak pagar bambu berduri yang membatasi danau dengan perkampungan Minawanua sehingga menerobos pertahanan orang-orang Minahasa di Minawanua. Walaupun sudah malam para pejuang tetap dengan semangat yang tinggi terus bertahan dan melakukan perlawanan dari rumah ke rumah. Pasukan Belanda merasa kewalahan. Setelah pagi hari tanggal 24 Oktober 1808 pasukan Belanda dari darat membombardir kampung pertahanan Minawanua. Serangan terus dilakukan Belanda sehingga kampung itu seperti tidak ada lagi kehidupan. Pasukan Prediger mulai mengendorkan serangannya. Tiba-tiba dari perkampungan itu orang-orang Tondano muncul dan menyerang dengan hebatnya sehingga beberapa korban berjatuhan dari pihak Belanda. Pasukan Belanda terpaksa ditarik mundur. Seiring dengan itu Sungai Temberan yang dibendung mulai meluap sehingga mempersulit pasukan Belanda sendiri. Dari jarak jauh Belanda terus menghujani meriam ke Kampung Minawanua, tetapi tentu tidak efektif. Begitu juga serangan yang dari danau tidak mampu mematahkan semangat juang orang-orang Tondano, Minawanua. Bahkan terdengar berita kapal Belanda yang paling besar tenggelam di danau. Perang Tondano II berlangsung cukup lama, bahkan sampai Agustus 1809. Dalam suasana kepenatan dan kekurangan makanan, mulai ada kelompok pejuang yang memihak kepada Belanda. Namun dengan kekuatan yang ada para pejuang Tondano terus memberikan perlawanan. Akhirnya pada tanggal 4-5 Agustus 1809 Benteng pertahanan Moraya milik para pejuang hancur bersama rakyat yang berusaha m e m p e r t a h a n k a n n y a . P a r a pejuang itu memilih mati dari pada menyerah kepada penjajah.
Austin Texas — Juri Texas pada hari Kamis memerintahkan ahli teori konspirasi Alex Jones untuk membayar lebih dari $4 juta — secara signifikan kurang dari $150 juta yang diminta — sebagai ganti rugi kepada orang tua dari seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang tewas dalam pembantaian Sandy Hook, menandai yang pertama waktu host Infowars telah bertanggung jawab secara finansial untuk
FHFannya H26 Oktober 2021 1208PertanyaanRakyat Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air Sungai Temberan. Coba telaah secara kritis ancaman Belanda padahal yang membendung Sungai Temberan itu Belanda. Bagaimana penilaian kamu tentang sikap Belanda yang demikian. Sikap ini merupakan sikap kolonialisme dan imperialisme yang akan terus berlangsung termasuk sampai sekarang. Berikan contoh! 1rb+0Belum ada jawaban 🤔Ayo, jadi yang pertama menjawab pertanyaan ini!Mau jawaban yang cepat dan pasti benar?Tanya ke ForumBiar Robosquad lain yang jawab soal kamuRoboguru PlusDapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!Temukan jawabannya dari Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!
SoalEssay: Rakyat Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air Sungai Temberan. Coba telaah secara kritis ancaman Belanda padahal yang membendung Sungai Temberan itu Belanda. Bagaimana penilaian kamu tentang sikap Belanda yang demikian.

Daftar isiLatar Belakang Terjadinya Perang Tondano 1Kronologi Perang Tondano 1Tujuan Terjadinya Perang Tondano 1Tokoh dalam Perang Tondano 1Akhir Perang Tondano 1Dampak Perang Tondano 1Pada masa penjajahan Belanda, terjadi banyak sekali perlawanan yang bersifat kedaerahan dari berbagai daerah di Indonesia. Hal tersebut disebabkan sifat Belanda yang serakah dan tamak terhadap sumber daya alam yang ada di Indonesia yang mulai menyadari bahwa Belanda hanya memanfaatkan mereka pun mulai melakukan perlawanan. Dari berbagai wilayah di Indonesia, tidak ada sama sekali yang membenarkan tindakan hal tersebut pun semakin memicu kemarahan masyarakat Minahasa. Adapun beberapa pemaparan mengenai terjadinya perang Tondano perang tondano pertama dipicu dengan berdirinya persekutuan dagang milik Belanda. Yang mana persekutuan dagang tersebut seringkali disebut dengan VOC. Sebelum kehadiran Belanda di Minahasa sudah banyak bangsa bumi dari belahan barat berdatangan ke orang Spanyol adalah orang dari bangsa barat yang pertama kali menginjakkan kakinya di Minahasa, terutama di Tondano, Sulawesi Utara. Dalam kedatangannya itu, bangsa barat tidak hanya bertujuan untuk menjalin hubungan dagang dengan Minahasa. Melainkan beberapa bangsa barat juga menyebarkan keyakinan yang yang disebarkan ialah ajaran agama kristen. Namun, sejak abad ke 22 hubungan dagang yang dijalin oleh Minahasa dengan bangsa barat mulai menemui pertentangan. Yang mana hal tersebut timulakibat kehadiran persekutuan dagang para pedagang VOC ini mulai mengganggu masyarakat Minahasa. Semua berawal saat VOC berhasil untuk mempengaruhi masyarakat yang berada di kawasan Ternate, pada saat itu Belanda memerintahkan Simon Cos yang saat itu menjadi gubernur Ternate untuk mengusir Spanyol dari itu bertujuan untuk melancarkan usaha Belanda dalam memonopoli perdagangan di diusirnya Spanyol nantinya semakin memuluskan langkah melaksanakan mandat yang telah diberikan Belanda, Simon Cos mulai pergi ke Selat Lembeh untuk memasuki pantai Timur dari pedagan Spanyol dan masyarakat Makassar mulai terusik dengan kehadiran VOC ditengah tengah perdagangan mereka. Lambat laun, hubungan perdagangan masyarakat Minahasa dengan pedagang Spanyol yang semula baik baik saja mulai tersingkirkan. Setelah usahanya merusak dan mengusir para pedagan Spanyol di mulai melancarkan niat buruknya. Tanpa basa basi Belanda memaksa masyarakat Minahasa untuk menjual berasnya kepada VOC. Sebab, Belanda mengetahui bahwa Minahasa merupakan produsen beras terbanyak yang ada di Sulawesi adanya potensi tersebut Belanda berusaha untuk memonopoli perdagangan di Minahasa. Namun semua usaha Belanda mengalami penolakan mentah mentah dari para masyarakat untuk dapat melancarkan tujuanya,Belanda tidak punya pilihan lain selain dengan jalur Perang Tondano 1Keputusan belanda untuk melakukan perang dengan masyarakat Minahasa dimulai dengan upaya VOC untuk membendung aliran sungai temberan. Hal itu ditempuh untuk melemahkan mental masyarakat Minahasa. Pembendungan terhadap sungai temberan mengakibatkan aliran sungai hanya itu, aliran sungai juga mulai menggenangi tempat tinggal masyarakat inahasa yang berada di sekitaran aliran sungai. Untuk mengatasi hal tersebut, masyarakat Minahasa mulai memindahkan tempat tinggal dan barang barang mereka ke danau Tondono dengan rumah rumah VOC pun tidak kehilangan akal, mereka mulai mengepung pusat tempat tinggal masyarakat Minahasa yang ada di Danau Tondono. Selain itu, Simon Cos atas perintah Belanda mengeluarkan sebuah ultimaum yang berisikan mengenai,Keharusan untuk masyarakat Tondano menyerahkan para tokoh pejuangnya yang menyatakan memberontak pada Tondano harus membayar biaya ganti rugi. Yang mana masyarakat Tondano harus menyerahkan 50-60 orang yang akan dijadikan sebagai budak untuk ganti rugi tanaman padi yang ultimatum tersebut tidak terlalu dihiraukan oleh masyarakat Tondano. Kekesalan akibat ultimatum yang tidak dihiraukan, membuat VOC akhirnya memilih menarik mundur pasukannya ke Terjadinya Perang Tondano 1Terjadinya perang Tondano merupakan keputusan Belanda. Yang dalam perang ini, Belanda menginginkan agar masyarakat Minahasa menyerahkan hasil berasnya kepada tersebut ditujukan agar belanda mampu untuk memonopoli perdagangan yang lagi lagi usaha tersebut ditolak oleh masyarakat Tondano. Hal itu dilatarbelakangi oleh tindakan masyarakat Tondano yang menolak keras tindakan monopoli yang dilakukan oleh dalam Perang Tondano 1Dalam melakukan perlawanan terhadap Belanda, sangat diperlukan peran peran para pejuang perang. Mereka yang rela mengorbankan jiwa raganya untuk menegakkan hak dan martabat wilayahnya, pantas disebut sebagai pahlawan perang. Berikut merupakan tokoh yang berperan dalam perang KamasiLonto Kamasi merupakan kepala walak Tomohon. Yang mana beliau sangat berperan untuk mengarahkan masyarakat Minahasa dalam rangka melakukan perlawanan atas tindakan semena mena ini didasarkan pada tindakan Belanda yang meminta pasokan beras dari masyarakat Minahasa secara cuma masyarakat MinahasaSemua masyarakat Minahasa berpartispasi dalam adanya perang Tondano I. Hal itu didasari atas, permasalahan hubungan dagang yang pertama kali mereka hadapi dengan bangsa yang kita tahu,hubungan dagang yang dibangun oleh masyarkat Minahasa dengan Bangsa barat lainnya tidak pernah mengalami permasalahan. Namun, semua itu berubah sejak kedatangan VOC ditanah Perang Tondano 1Akibat berbagai ulah Belanda, masyarakat Minahasa mulai merasakan kesengsaraan. Yang mana hasil pertanian mereka menumpuk dan tidak ada yang membeli. Dengan semua permasalahan itu, Masyarakat Minahasa dengan sangat terpaksa harus mendekati itu bertujuan agar VOC mau untuk membeli semua hasil pertaniannya. Dengan hal itu pun, membuka peluang pada Belanda untuk menguasai tanah Minahasa. Keputusan masyarakat Minahasa untuk menjalin hubungan perdagangan dengan Belanda, menjadi momen berakhirnya perang Tondano mana, kemudian masyarakat Minahasa memutuskan untuk memindahkan perkampungannya dari danau Tondano menuju perkampungan baru di daerah daratan. Yang seringkali disebut Minawanua atau ibu Perang Tondano 1Meletusnya perang Tondano pertama berdampak besar terhadap hubungan jual beli masyarakat tondano dengan bangsa barat lain. Yang mana setelah VOC memutuskan untuk menarik mundur pasukannya, masyarakat Tondano merasakan kesengasaraan. Semua hasil beras dan perkebunan mereka menumpuk banyak, tanpa ada yang mau dengan permasalahan itu, masyarakat Tondano dengan berat hati mendekati VOC untuk menjalin hubungan dagang bersama. Yang mana dengan keputusan tersebut, masyarakat membuka peluang besar pada VOC untuk menguasai wilayahnya.

Orangorang Tondano harus menyerahkan para tokoh pemberontak ke VOC. 2. Orang Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak. Rakyat Minahasa tidak menghiraukan, Lalu terjadi masalah pertanian. Hasil pertanian rakyat tidak ada yang membeli. Terpaksa rakyat menjual ke VOC.
Cttafce.
  • d1mjznf18l.pages.dev/414
  • d1mjznf18l.pages.dev/147
  • d1mjznf18l.pages.dev/353
  • d1mjznf18l.pages.dev/123
  • d1mjznf18l.pages.dev/49
  • d1mjznf18l.pages.dev/108
  • d1mjznf18l.pages.dev/171
  • d1mjznf18l.pages.dev/287
  • rakyat tondano harus membayar ganti rugi